Cerita Rakyat Asal Usul Banyuwangi Lengkap Dengan Gambar
Halo sahabatku, pada kesempatan kali ini saya akan berbagi cerita rakyat tentang suatu daerah yang berada di jawa timur yaitu banyuwangi. Suatu tempat atau daerah tentunya punya kisah sendiri, seperti kota Banyuwangi yang juga mempunyai asal usul yang menarik untuk kalian baca. Penasaran akan hal itu, yuk langsung saja kita baca bersama.
Pada zaman dahulu di ujung timur pulau jawa terdapat sebuah kerajaan yang makmur, damai, dan rakyatnya sejahtera. Kerajaan itu dipimpin oleh Raden Banterang. Raja Banterang sangat gemar dalam berburu di hutan. Suatu hari, Raja Banterang sedang berburu hewan kijang di tengah hutan dengan menggunakan busur panah.
Setelah mengeker target buruannya, dan melepaskan anak panahnya, ternyata anak panah yang diarahkan ke kijang itu meleset dan menempel di batang pohon. Kijang yang merasa terancam akan kehadiran raja Banterang, mencoba melarikan diri ke semak-semak. Raja Banterang mencoba mengejar kijang yang melarikan diri itu, ketika sedang mencari kijang, tiba-tiba terdengar suara perempuan yang mengejutkan Raden Banterang.
Suara tersebut berkata, "yang mulia, apa yang sedang anda lakukan di sini,"
Karena penasaran dengan suara wanita itu, lalu sang raja mencarinya dan akhirnya menemukan seorang wanita yang sangat cantik. Lalu Raja bertanya kepada wanita itu, "apa yang sedang kamu lakukan di tengah hutan seorang diri,"
"Maafkan aku paduka karena telah mengejtukanmu, aku di sini sedang bersembunyi karena kerajaan aku telah di serang oleh kerajaan lain, dan ayahku telah gugur dalam peperangan itu." Kata wanita itu kepada raja Banterang.
"Yasudah, kalau begitu kamu ikut saja denganku ke kerajaanku, kalau boleh tahu siapakah namamu," kata sang raja sambil menunggangi kudanya.
Sambil ikut menaiki kuda, wanita itu berkata, "namaku adalah Surati, dan terima kasih banyak karena telah menolongku dan mengajakku ke kerajaan kamu."
Setelah beberapa waktu telah dilalui raja Banterang akhirnya menikahi Surati dan mereka pun menjadi sepasang suami istri yang sangat bahagia.
Suatu hari, Raja Banterang pergi berburu ke hutan bersama dengan pengawalnya. Dan di kerajaan hanya ada Surati seorang diri, dan tiba-tiba ada seorang penyusup yang berpakaian compang-camping masuk ke dalam kerajaan dan menemui Surati.
Ternyata penyusup itu adalah kakaknya Surati yang bernama Rupaksa. Dia memberitahu bahwa yang telah membunuh ayah mereka adalah Raja Banterang. Surati sangat terkejut mendengar itu, lalu kakaknya memaksa Surati untuk membalaskan dendamnya dengan menyuruh Surati membunuh suaminya itu.
Akan tetapi Surati menolaknya, karena dia merasa berhutang budi kepada Raja Banterang yang telah menyelamatkan dirinya saat di tengah hutan.
Lalu tanpa basa basi Rupaksa pergi meninggalkan Surati, tapi sebelum pergi ia memberikan ikat kepalanya kepada Surati sebagai cinderamata dan menyuruh Surati segera menaruhnya di bawah tempat tidurnya.
Lalu di tengah hutan tiba-tiba raja Banterang di hadang oleh seorang lelaki berpakaian compang-camping yang ternyata adalah Rupaksa Kakak dari Surati. Dia memfitnah Surati dan berkata kepada Raja, "wahai paduka, maafkan saya telah menghadangmu di tengah perjalanan ini, saya hanya ingin memberitahukan bahwa istri anda telah bersengkokol dengan orang lain yang akan membunuh panduka."
Coba paduka lihat ke bawah tempat tidur paduka, jika menemukan ikat kepala, itu adalah bukti bahwa ada orang lain bersama istri paduka. Sekali lagi maafkan saya telah lancang berbicara dengan paduka. Kata Rupaksa sambil menepi memberi jalan untuk raja Banterang.
Raja tidak mudah begitu percaya dengan orang lain yang tidak ia kenali dan mengabaikan perkataan orang itu. Dan Raja sama sekali tidak mengetahui kalau lelaki tersebut adalah kakak kandung Surati.
Sesampainya di rumah raja langsung memeriksa ke bawah tempat tidurnya, dan ternyata benar yang dikatakan orang yang mencegatnya di tengah hutan tadi, dia menemukan sebuah ikat kepala di bawah tempat tidurnya.
Raja langsung menemui Surati dan menanyakan semuanya kepada Surati, "apakah kamu berencana ingin membunuhku," tanya sang raja sambil menunjukan kemarahannya.
Aku benar-benar mencintaimu, mana mungkin aku berniat jahat seperti itu, kata Surati sambil meneteskan air mata.
Ikat kepala yang kamu temukan itu adalah pemberian dari kakakku yang tadi menemukanku ke sini dan menyuruhku untuk menaruhnya di bawah kasur. Kata Surati sambil menangis.
Akan tetapi Raja sudah terlalu kesal dan tidak dapat mempercayai perkataan istrinya itu, lalu Surati pun pergi ke sebuah bukit yang terdapat air terjun yang airnya sangat dalam.
Raja pun tak tinggal diam dan mengejar Surati. Lalu di sana Surati berkata, Jika aku menceburkan diri ke air itu dan air itu tercium bau harum itu artinya aku tidak berbohong kepadamu, tapi jika air itu mengeluarkan bau busuk, itu artinya aku telah membohongimu. Dan tak lama dari situ, Surati langsung melompat ke dalam air itu.
Raja pun tidak sempat untuk menahannya, akhirnya Surati tercebur dalam air yang sangat dalam itu. Lalu, terciumlah bau harum yang sangat wangi dari air itu. Raja pun sangat menyesal, karena tidak mempercayai perkataan istrinya.
Dari situlah muncul istilah banyuwangi. Dalam bahasa jawa, Banyu artinya air dan Wangi artinya bau yang sangat harum. Maka dari situ asal usul Banyuwangi muncul dan hingga saat ini sejarah cerita rakyat itu tetap ada sampai sekarang.
Itulah cerita rakyat asal usul Banyuwangi, dari kisah di atas kita dapat mengambil pelajaran agar kita bisa lebih berhati-hati dalam mempercayai perkataan orang lain dan semoga anda bisa mendapatkan tambahan wawasan tentang sejarah yang ada di Indonesia.
Pada zaman dahulu di ujung timur pulau jawa terdapat sebuah kerajaan yang makmur, damai, dan rakyatnya sejahtera. Kerajaan itu dipimpin oleh Raden Banterang. Raja Banterang sangat gemar dalam berburu di hutan. Suatu hari, Raja Banterang sedang berburu hewan kijang di tengah hutan dengan menggunakan busur panah.
Setelah mengeker target buruannya, dan melepaskan anak panahnya, ternyata anak panah yang diarahkan ke kijang itu meleset dan menempel di batang pohon. Kijang yang merasa terancam akan kehadiran raja Banterang, mencoba melarikan diri ke semak-semak. Raja Banterang mencoba mengejar kijang yang melarikan diri itu, ketika sedang mencari kijang, tiba-tiba terdengar suara perempuan yang mengejutkan Raden Banterang.
Suara tersebut berkata, "yang mulia, apa yang sedang anda lakukan di sini,"
Karena penasaran dengan suara wanita itu, lalu sang raja mencarinya dan akhirnya menemukan seorang wanita yang sangat cantik. Lalu Raja bertanya kepada wanita itu, "apa yang sedang kamu lakukan di tengah hutan seorang diri,"
"Maafkan aku paduka karena telah mengejtukanmu, aku di sini sedang bersembunyi karena kerajaan aku telah di serang oleh kerajaan lain, dan ayahku telah gugur dalam peperangan itu." Kata wanita itu kepada raja Banterang.
"Yasudah, kalau begitu kamu ikut saja denganku ke kerajaanku, kalau boleh tahu siapakah namamu," kata sang raja sambil menunggangi kudanya.
Sambil ikut menaiki kuda, wanita itu berkata, "namaku adalah Surati, dan terima kasih banyak karena telah menolongku dan mengajakku ke kerajaan kamu."
Setelah beberapa waktu telah dilalui raja Banterang akhirnya menikahi Surati dan mereka pun menjadi sepasang suami istri yang sangat bahagia.
Suatu hari, Raja Banterang pergi berburu ke hutan bersama dengan pengawalnya. Dan di kerajaan hanya ada Surati seorang diri, dan tiba-tiba ada seorang penyusup yang berpakaian compang-camping masuk ke dalam kerajaan dan menemui Surati.
Ternyata penyusup itu adalah kakaknya Surati yang bernama Rupaksa. Dia memberitahu bahwa yang telah membunuh ayah mereka adalah Raja Banterang. Surati sangat terkejut mendengar itu, lalu kakaknya memaksa Surati untuk membalaskan dendamnya dengan menyuruh Surati membunuh suaminya itu.
Akan tetapi Surati menolaknya, karena dia merasa berhutang budi kepada Raja Banterang yang telah menyelamatkan dirinya saat di tengah hutan.
Lalu tanpa basa basi Rupaksa pergi meninggalkan Surati, tapi sebelum pergi ia memberikan ikat kepalanya kepada Surati sebagai cinderamata dan menyuruh Surati segera menaruhnya di bawah tempat tidurnya.
Lalu di tengah hutan tiba-tiba raja Banterang di hadang oleh seorang lelaki berpakaian compang-camping yang ternyata adalah Rupaksa Kakak dari Surati. Dia memfitnah Surati dan berkata kepada Raja, "wahai paduka, maafkan saya telah menghadangmu di tengah perjalanan ini, saya hanya ingin memberitahukan bahwa istri anda telah bersengkokol dengan orang lain yang akan membunuh panduka."
Coba paduka lihat ke bawah tempat tidur paduka, jika menemukan ikat kepala, itu adalah bukti bahwa ada orang lain bersama istri paduka. Sekali lagi maafkan saya telah lancang berbicara dengan paduka. Kata Rupaksa sambil menepi memberi jalan untuk raja Banterang.
Raja tidak mudah begitu percaya dengan orang lain yang tidak ia kenali dan mengabaikan perkataan orang itu. Dan Raja sama sekali tidak mengetahui kalau lelaki tersebut adalah kakak kandung Surati.
Sesampainya di rumah raja langsung memeriksa ke bawah tempat tidurnya, dan ternyata benar yang dikatakan orang yang mencegatnya di tengah hutan tadi, dia menemukan sebuah ikat kepala di bawah tempat tidurnya.
Raja langsung menemui Surati dan menanyakan semuanya kepada Surati, "apakah kamu berencana ingin membunuhku," tanya sang raja sambil menunjukan kemarahannya.
Aku benar-benar mencintaimu, mana mungkin aku berniat jahat seperti itu, kata Surati sambil meneteskan air mata.
Ikat kepala yang kamu temukan itu adalah pemberian dari kakakku yang tadi menemukanku ke sini dan menyuruhku untuk menaruhnya di bawah kasur. Kata Surati sambil menangis.
Akan tetapi Raja sudah terlalu kesal dan tidak dapat mempercayai perkataan istrinya itu, lalu Surati pun pergi ke sebuah bukit yang terdapat air terjun yang airnya sangat dalam.
Raja pun tak tinggal diam dan mengejar Surati. Lalu di sana Surati berkata, Jika aku menceburkan diri ke air itu dan air itu tercium bau harum itu artinya aku tidak berbohong kepadamu, tapi jika air itu mengeluarkan bau busuk, itu artinya aku telah membohongimu. Dan tak lama dari situ, Surati langsung melompat ke dalam air itu.
Raja pun tidak sempat untuk menahannya, akhirnya Surati tercebur dalam air yang sangat dalam itu. Lalu, terciumlah bau harum yang sangat wangi dari air itu. Raja pun sangat menyesal, karena tidak mempercayai perkataan istrinya.
Dari situlah muncul istilah banyuwangi. Dalam bahasa jawa, Banyu artinya air dan Wangi artinya bau yang sangat harum. Maka dari situ asal usul Banyuwangi muncul dan hingga saat ini sejarah cerita rakyat itu tetap ada sampai sekarang.
Itulah cerita rakyat asal usul Banyuwangi, dari kisah di atas kita dapat mengambil pelajaran agar kita bisa lebih berhati-hati dalam mempercayai perkataan orang lain dan semoga anda bisa mendapatkan tambahan wawasan tentang sejarah yang ada di Indonesia.