Cerita Rakyat Pangeran Biawak Paling Lengkap
Adik - adik semua tahukah anda binatang biawak, Tentunya kalian semua sudah tahu dengan binatang reptil yang masuk ke dalam golongan kadal besar. Biasanya biawak dapat kita temukan di pinggiran sungai. Bicara soal biawak, apakah kalian sudah tahu pada zaman dahulu ada cerita rakyat tentang pangeran biawak, Agar kalian semua menjadi tahu tentang itu yuk mari kita baca kisahnya di bawah ini.
Dahulu kala di tepi sungai terdapat sebuah kerajaan yang di mana sang raja tersebut memiliki tujuh orang anak gadis yang cantik jelita. Hari demi hari telah berlalu usia mereka semakin bertambah tua, akan tetapi sang raja mengkhawatirkan karena sampai saat ini belum juga ada lelaki yang meminang anak-anaknya.
Karena sang raja takut nanti semua anaknya menjadi perawan tua, maka ia mengadakan sayembara. Jika ada seorang pria dapat memenuhi dan memenangkan sayembara itu maka pria tersebut dapat menikahi anak-anaknya sang raja. Sayembara tersebut harus membuat sebuah istana dan juga jembatan untuk menyebrangi sungai.
Sayembara yang diumumkan oleh pengawal kerajaan itu membolehkan siapa saja dapat mengikuti sayembara itu. Tidak lama dari pengumuman sayembara itu, datanglah 6 orang pria yang mengikuti sayembara tersebut dan juga telah menyelesaikan apa yang telah diperintahkan oleh raja.
Akan tetapi itu belum dapat diumumkan karena masih menunggu satu orang lagi yang harus mengikuti sayembara tersebut. Tidak lama, tiba-tiba datanglah seorang wanita tua yang menggendong seekor biawak dan bicara kepada sang raja yang menyatakan bahwa ia ingin anaknya mengikuti sayembara tersebut. Dan raja pun mengiyakan permintaan wanita tua itu.
Raja berfikir kalau anaknya wanita tua itu adalah manusia normal dan ternyata biawak yang ia bawa itulah anaknya. Raja pun sudah terlanjur mengiyakan bahwa anak ibu itu boleh mengikuti sayembara dan tidak mau menarik perkataan yang sudah diucapkannya. Biawak itu pun akhirnya boleh mengikuti sayembara meski awalnya membuat sang raja dan seluruh rakyat terkejut.
Hanya dalam waktu satu malam saja, biawak itu sudah bisa menyelesaikan sebuah istana dan sungai yang menjadi persyaratan dalam sayembara. Akhirnya sayembara itu diumumkan dan semua anaknya berhak memilih siapa yang akan menjadi suaminya nanti. Keenam pria yang mengikuti sayembara telah terpilih menjadi calon suami dari anak-anak sang raja, terkecuali biawak tidak ada yang memilihnya.
Lalu anak bungsunya itu merasa kasihan dengan biawak tersebut dan juga ingin menjaga nama baik ayahnya agar tetap menerima siapapun yang sudah mengikuti sayembara tersebut. Dan akhirnya ke tujuh anak raja tersebut menikah dengan pilihannya masing-masing.
Pada malam pertama pernikahan anak bungsunya raja merasa takut jika harus tidur dengan seekor biawak. Akan tetapi keesokan harinya menjelang pagi tiba-tiba dalam kamar mereka ada lelaki yang sangat tampan dan membuat anak bungsu terkejut lalu memanggil pengawal untuk menangkap lelaki asing itu.
Akan tetapi ketika para pengawal masuk ke dalam kamar tidak menemukan seorangpun di kamar itu dan hanya melihat seekor biawak yang merupakan suami dari si bungsu. Lalu pengawal berkata, "mungkin itu hanya sebuah mimpi buruk saja" ujarnya kepada anak bungsu sang raja.
Hari terus berlalu dan kejadian itu teruslah berulang. Lalu pada suatu malam hari si bungsu belum tidur tiba-tiba biawak itu berubah menjadi manusia yang selama ini selalu hadir di dalam kamarnya itu. Lalu manusia yang berwajah tampan itu mulai menjelaskan yang sebenarnya bahwa ia adalah manusia biasa yang terkena kutukan.
Biawak itu bisa berubah jadi manusia biasa hanya saat malam hari saja dan setelah malam berlalu dan matahari terbit ia berubah kembali menjadi biawak. Suatu pagi si bungsu menemukan kulit biawak yang terkelupas lalu ia membakarnya, dan ternyata itu adalah cara menghilangkan kutukan si biawak itu.
Akhirnya pangeran biawak dapat berubah menjadi manusia seutuhnya dan si bungsu mengumumkan kalau pria tampan yang ada di kamarnya selama ini adalah suaminya. Semua orang sangat terkejut mendengar berita itu, terutama kakak-kakaknya yang setelah mengetahui menjadi menyesal karena tidak memilih biawak sebagai suaminya.
Akhirnya si bungsu pun menjadi orang yang paling bahagia karena mendapatkan suami yang berwajah tampan serta baik hatinya. Mereka pun akhirnya hidup dengan sangat bahagia.
Pelajaran yang kita dapat dari membaca cerita rakyat pangeran biawak ini adalah kita tidak boleh merasa iri dengan apa yang sudah didapatkan oleh orang lain dan harus lebih banyak bersyukur. Dan terpenting adalah jangan pernah melihat atau menilai seseorang hanya dari luarnya saja, seperti yang dilakukan oleh keenam anak sang raja.
Dahulu kala di tepi sungai terdapat sebuah kerajaan yang di mana sang raja tersebut memiliki tujuh orang anak gadis yang cantik jelita. Hari demi hari telah berlalu usia mereka semakin bertambah tua, akan tetapi sang raja mengkhawatirkan karena sampai saat ini belum juga ada lelaki yang meminang anak-anaknya.
Karena sang raja takut nanti semua anaknya menjadi perawan tua, maka ia mengadakan sayembara. Jika ada seorang pria dapat memenuhi dan memenangkan sayembara itu maka pria tersebut dapat menikahi anak-anaknya sang raja. Sayembara tersebut harus membuat sebuah istana dan juga jembatan untuk menyebrangi sungai.
Sayembara yang diumumkan oleh pengawal kerajaan itu membolehkan siapa saja dapat mengikuti sayembara itu. Tidak lama dari pengumuman sayembara itu, datanglah 6 orang pria yang mengikuti sayembara tersebut dan juga telah menyelesaikan apa yang telah diperintahkan oleh raja.
Akan tetapi itu belum dapat diumumkan karena masih menunggu satu orang lagi yang harus mengikuti sayembara tersebut. Tidak lama, tiba-tiba datanglah seorang wanita tua yang menggendong seekor biawak dan bicara kepada sang raja yang menyatakan bahwa ia ingin anaknya mengikuti sayembara tersebut. Dan raja pun mengiyakan permintaan wanita tua itu.
Raja berfikir kalau anaknya wanita tua itu adalah manusia normal dan ternyata biawak yang ia bawa itulah anaknya. Raja pun sudah terlanjur mengiyakan bahwa anak ibu itu boleh mengikuti sayembara dan tidak mau menarik perkataan yang sudah diucapkannya. Biawak itu pun akhirnya boleh mengikuti sayembara meski awalnya membuat sang raja dan seluruh rakyat terkejut.
Hanya dalam waktu satu malam saja, biawak itu sudah bisa menyelesaikan sebuah istana dan sungai yang menjadi persyaratan dalam sayembara. Akhirnya sayembara itu diumumkan dan semua anaknya berhak memilih siapa yang akan menjadi suaminya nanti. Keenam pria yang mengikuti sayembara telah terpilih menjadi calon suami dari anak-anak sang raja, terkecuali biawak tidak ada yang memilihnya.
Lalu anak bungsunya itu merasa kasihan dengan biawak tersebut dan juga ingin menjaga nama baik ayahnya agar tetap menerima siapapun yang sudah mengikuti sayembara tersebut. Dan akhirnya ke tujuh anak raja tersebut menikah dengan pilihannya masing-masing.
Pada malam pertama pernikahan anak bungsunya raja merasa takut jika harus tidur dengan seekor biawak. Akan tetapi keesokan harinya menjelang pagi tiba-tiba dalam kamar mereka ada lelaki yang sangat tampan dan membuat anak bungsu terkejut lalu memanggil pengawal untuk menangkap lelaki asing itu.
Akan tetapi ketika para pengawal masuk ke dalam kamar tidak menemukan seorangpun di kamar itu dan hanya melihat seekor biawak yang merupakan suami dari si bungsu. Lalu pengawal berkata, "mungkin itu hanya sebuah mimpi buruk saja" ujarnya kepada anak bungsu sang raja.
Hari terus berlalu dan kejadian itu teruslah berulang. Lalu pada suatu malam hari si bungsu belum tidur tiba-tiba biawak itu berubah menjadi manusia yang selama ini selalu hadir di dalam kamarnya itu. Lalu manusia yang berwajah tampan itu mulai menjelaskan yang sebenarnya bahwa ia adalah manusia biasa yang terkena kutukan.
Biawak itu bisa berubah jadi manusia biasa hanya saat malam hari saja dan setelah malam berlalu dan matahari terbit ia berubah kembali menjadi biawak. Suatu pagi si bungsu menemukan kulit biawak yang terkelupas lalu ia membakarnya, dan ternyata itu adalah cara menghilangkan kutukan si biawak itu.
Akhirnya pangeran biawak dapat berubah menjadi manusia seutuhnya dan si bungsu mengumumkan kalau pria tampan yang ada di kamarnya selama ini adalah suaminya. Semua orang sangat terkejut mendengar berita itu, terutama kakak-kakaknya yang setelah mengetahui menjadi menyesal karena tidak memilih biawak sebagai suaminya.
Akhirnya si bungsu pun menjadi orang yang paling bahagia karena mendapatkan suami yang berwajah tampan serta baik hatinya. Mereka pun akhirnya hidup dengan sangat bahagia.
Pelajaran yang kita dapat dari membaca cerita rakyat pangeran biawak ini adalah kita tidak boleh merasa iri dengan apa yang sudah didapatkan oleh orang lain dan harus lebih banyak bersyukur. Dan terpenting adalah jangan pernah melihat atau menilai seseorang hanya dari luarnya saja, seperti yang dilakukan oleh keenam anak sang raja.