Dongeng Anak Gadis Penjual Korek Api
Langsung saja yuk kita baca dongeng anak yang berjudul gadis penjual korek api. Buat bunda dan orang tua mohon dibacakan ya untuk anak kesayangannya.
Pada suatu hari di dinginnya malam musim salju menjelang hari natal, terlihat banyak sekali orang-orang yang terlihat sangat bahagia. Semua sudut kota seakan merayakan akan hari kebahagian itu mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Banyak anak-anak yang senang dan gembira ria sambil bermain lempar bola salju tapi tidak dengan gadis yang satu ini.
Hidup sebatang kara tak ada satupun teman yang mengajaknya bermain. Dinginnya malam menjadi suatu ujian untuknya dan sangatlah menyedihkan. Dikala anak seumuran dia banyak yang mengenakan mantel yang tebal dan hangat untuk menutupi tubuh dari dinginnya musim salju, gadis ini tidak sama sekali. Hanya mengenakan baju biasa dan sobek pula.
Setiap malam datang ia hanya bisa menahan dinginnya salju dan terus berjualan korek api. Berkeliling kota menawarkan setiap pejalan kaki yang lewat untuk membeli korek apinya namun tak ada satu orangpun yang membelinya. Padahal jika ada satu orang saja yang membeli korek apinya ia ingin gunakan uang itu membeli makanan karena ia sangat lapar sekali.
Jalanan yang dari ramai hingga sepi tak ada satu orang pun yang membeli dagangannya itu. Dan akhirnya ia hanya bisa duduk di pojokan sudut gedung dan berharap dingin ini cepat berlalu. Karena semakin malam cuaca semakin dingin ia mulai menyalakan korek api yang harusnya ia jual itu. Srek gejess menyala lah satu batang korek api kayu itu.
Dalam api yang menyala itu terlihat kalau gadis penjual korek api itu sedang mengenakan mantel yang sangat tebal sekali dan tubuhnya terasa hangat. Namun lama kelamaan api itu mulai padam dan khayalan itu pun hilang dan dinginnya salju mulai menusuk tubuhnya kembali. Karena merasa kedinginan ia mencoba menyalakan kembali batang korek api itu seketika itu ia ternyata bisa menembus tembok yang ada dihadapannya itu dan masuk kedalam gedung itu.
Saat itu ia sangat senang karena ada banyak sekali makanan yang bisa ia makan. Lalu ia memakan semua makanan itu, tapi sangat disayangkan saat perutnya belum kenyang tiba-tiba batang korek itu habis dan khayalan itu pun hilang bersama padamnya korek api itu. Perutnya malah makin terasa sangat lapar sekali dan berharap dengan menyalakan kembali korek api itu bisa memakan makanan yang enak.
Gejes, nyala lagi api pada korek kayu itu. Hemm ternyata ia tidak kembali ke gedung yang itu dan malah pergi kesuatu tempat yang sangat indah sekali. Banyak pepohonan hijau dan tidak sedang turun salju. Saat ia sedang bersantai ia terkejut karena bertemu dengan neneknya yang sudah lama meninggal. Lah kok nenek ada disini ? Tanya dia sambil memeluknya. Neneknya hanya tersenyum melihat dirinya yang cantik itu. Tapi tiba-tiba angin bertiup kencang sehingga api pada korek itu padam dan neneknya pun juga ikut hilang dari khayalannya itu.
Karena ia sangat ingin sekali bertemu lagi dengan neneknya, ia pun mencoba menyalakan kembali batang korek api itu dan berjumpa lah si gadis itu dengan neneknya. Ia sangat senang dan ingin terus bersama neneknya, ia ingin terus memeluk neneknya itu dan ingin ikut bersama dengan neneknya dan merasakan kebahagian seperti itu selamanya. Batang korek api sudah habis terbakar dan ia cepat-cepat menyalakan korek api yang baru agar tetap bisa bertemu dengan neneknya.
Saat kebahagaian itu sedang bersama dirinya tiba-tiba neneknya ingin pergi dan si gadis kecil itu tidak melepaskan tangan neneknya dan ingin ikut kemanapun nenek pergi. Saat itu juga ia akhirnya ikut pergi bersama neneknya dan senang sekali bisa terus bersama dengan neneknya. Keesokan harinya, saat pagi menjelang datang di sudut kota itu terlihat seorang gadis penjual korek api yang sedang terkapar dengan wajah tersenyum dan semua orang yang lewat terkejut melihatnya.
Pada suatu hari di dinginnya malam musim salju menjelang hari natal, terlihat banyak sekali orang-orang yang terlihat sangat bahagia. Semua sudut kota seakan merayakan akan hari kebahagian itu mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Banyak anak-anak yang senang dan gembira ria sambil bermain lempar bola salju tapi tidak dengan gadis yang satu ini.
Hidup sebatang kara tak ada satupun teman yang mengajaknya bermain. Dinginnya malam menjadi suatu ujian untuknya dan sangatlah menyedihkan. Dikala anak seumuran dia banyak yang mengenakan mantel yang tebal dan hangat untuk menutupi tubuh dari dinginnya musim salju, gadis ini tidak sama sekali. Hanya mengenakan baju biasa dan sobek pula.
Setiap malam datang ia hanya bisa menahan dinginnya salju dan terus berjualan korek api. Berkeliling kota menawarkan setiap pejalan kaki yang lewat untuk membeli korek apinya namun tak ada satu orangpun yang membelinya. Padahal jika ada satu orang saja yang membeli korek apinya ia ingin gunakan uang itu membeli makanan karena ia sangat lapar sekali.
Jalanan yang dari ramai hingga sepi tak ada satu orang pun yang membeli dagangannya itu. Dan akhirnya ia hanya bisa duduk di pojokan sudut gedung dan berharap dingin ini cepat berlalu. Karena semakin malam cuaca semakin dingin ia mulai menyalakan korek api yang harusnya ia jual itu. Srek gejess menyala lah satu batang korek api kayu itu.
Dalam api yang menyala itu terlihat kalau gadis penjual korek api itu sedang mengenakan mantel yang sangat tebal sekali dan tubuhnya terasa hangat. Namun lama kelamaan api itu mulai padam dan khayalan itu pun hilang dan dinginnya salju mulai menusuk tubuhnya kembali. Karena merasa kedinginan ia mencoba menyalakan kembali batang korek api itu seketika itu ia ternyata bisa menembus tembok yang ada dihadapannya itu dan masuk kedalam gedung itu.
Saat itu ia sangat senang karena ada banyak sekali makanan yang bisa ia makan. Lalu ia memakan semua makanan itu, tapi sangat disayangkan saat perutnya belum kenyang tiba-tiba batang korek itu habis dan khayalan itu pun hilang bersama padamnya korek api itu. Perutnya malah makin terasa sangat lapar sekali dan berharap dengan menyalakan kembali korek api itu bisa memakan makanan yang enak.
Gejes, nyala lagi api pada korek kayu itu. Hemm ternyata ia tidak kembali ke gedung yang itu dan malah pergi kesuatu tempat yang sangat indah sekali. Banyak pepohonan hijau dan tidak sedang turun salju. Saat ia sedang bersantai ia terkejut karena bertemu dengan neneknya yang sudah lama meninggal. Lah kok nenek ada disini ? Tanya dia sambil memeluknya. Neneknya hanya tersenyum melihat dirinya yang cantik itu. Tapi tiba-tiba angin bertiup kencang sehingga api pada korek itu padam dan neneknya pun juga ikut hilang dari khayalannya itu.
Karena ia sangat ingin sekali bertemu lagi dengan neneknya, ia pun mencoba menyalakan kembali batang korek api itu dan berjumpa lah si gadis itu dengan neneknya. Ia sangat senang dan ingin terus bersama neneknya, ia ingin terus memeluk neneknya itu dan ingin ikut bersama dengan neneknya dan merasakan kebahagian seperti itu selamanya. Batang korek api sudah habis terbakar dan ia cepat-cepat menyalakan korek api yang baru agar tetap bisa bertemu dengan neneknya.
Saat kebahagaian itu sedang bersama dirinya tiba-tiba neneknya ingin pergi dan si gadis kecil itu tidak melepaskan tangan neneknya dan ingin ikut kemanapun nenek pergi. Saat itu juga ia akhirnya ikut pergi bersama neneknya dan senang sekali bisa terus bersama dengan neneknya. Keesokan harinya, saat pagi menjelang datang di sudut kota itu terlihat seorang gadis penjual korek api yang sedang terkapar dengan wajah tersenyum dan semua orang yang lewat terkejut melihatnya.