Cerita Rakyat Batu Menangis Lengkap Dengan Gambar
Saat ini sudah sangat jarang sekali ada orang yang membacakan anaknya sebuah dongeng kepada anaknya sebelum tidur. Karena dari itu saya berinisiatif agar para pengunjung situs ini bisa membacakannya. Kali ini saya ingin berbagi Cerita Rakyat Batu Menangis kepada kalian semua yang juga dilengkapi dengan gambar. Yuk mari kita bersama.
Pada Zaman dahulu kala di pedalaman desa kalimantan hiduplah seorang janda tua yang ditinggal mati oleh suaminya. Dia hanya hidup berdua dengan anak wanita kesayangannya yang bernama Darmi. Sejak ayahnya meninggal kehidupan mereka menjadi susah, tak ada satupun harta benda yang ditinggalkan oleh suaminya.
Ibunya terpaksa menjadi buruh tani di sawah milik orang lain demi mencukupi kehidupannya. Sementara itu putrinya yang cantik jelita itu hanya bermalas-malasan saja dan senangnya hanya berdandan saja didepan cermin menatapu wajahnya yang cantik itu. Setiap sore selalu hilir mudik di jalan kampung hanya untuk mempertontonkan kecantikannya itu kepada penduduk kampung.
Hingga suatu hari dalam percakapan mereka.
Ibu : Darmi ayo bantu ibu bekerja di sawah
Darmi : Hah, bekerja di sawah ? Yang benar saja bu. Tanganku yang lembut ini bisa rusak nantinya.
Ibu : Apakah kamu tidak kasihan melihat ibu ? Lagi pula kalau tidak bekerja di sawah, kita mau makan apa nak.
Darmi : Tidak mau, kalau kulitku kotor gimana ? Ibu saja sana yang bekerja di sawah.
Ibunya hanya bisa terdiam dan menangis dalam hati mendengar perkataan anaknya itu. Begitulah yang terjadi setiap hari, Darmi tak pernah memperdulikan ibunya yang bekerja di sawah mati-matian hanya demi mencukupi kehidupannya. Tapi setelah mendapatkan upah, yang terjadi adalah kepahitan untuk ibunya karena si Darmi mengambil semua upah jeri payah bekerja di sawah.
Pada suatu hari, Darmi kehabisan bedaknya dan menyuruh ibunya membeli ke pasar. Tapi ibunya menjawab “nak ibu tidak tahu bedak yang kamu pakai seperti apa dan ibu takut salah, alangkah baiknya kamu ikut juga ke pasar bareng sama ibu”. Lalu dijawab oleh Darmi “baik, kita pergi ke pasar tapi dengan syarat ibu berjalan di belakangku”. Ibunya hanya bisa terdiam dan menangis.
Saat perjalanan menuju pasar, Bertemulah Darmi dengan seorang pria tampan dan menyapanya “hai darmi, kamu cantik sekali hari ini, siapa ibu tua di belakangmu itu ?”. Darmi menjawab dengan lantangnya, “owh, itu pembantu rumahku”. Ibunya yang mendengar perkataan anaknya itu merasa sedih, menangis dan berdoa “ya tuhan ampunilah dosa anakku itu”.
Lalu tiba-tiba turunlah hujan badai yang disertai dengan petir yang sangat menggelegar. Tak pernah disangka, tiba-tiba keanehan terjadi pada diri Darmi. Awalnya dari kaki yang berbentuk menjadi batu lalu lama kelamaan seluruh tubuh darmi berubah menjadi batu. Darmi yang saat itu merasa bersalah kepada ibunya menangis dan meminta maaf kepada ibunya.
Namun takdir sudah terjadi, penyeselan tidak berguna lagi. Darmi sudah menjadi batu. Walaupun sudah begitu, ibunya dengan penuh kasih sayang memperhatikan anaknya. Kini batu itu masih ada hingga sekarang di tebing pedalaman kalimantan barat. Masyarakat menyebutnya sebagai Batu Menangis.
Pelajaran yang kita dapat dari Cerita Rakyat Batu Menangis adalah hormatilah orang tuamu, meskipun bagaimana bentuknya serta pekerjaannya tidak sepadan mereka tetaplah orang tuamu yang selalu menyayangimu.
Pada Zaman dahulu kala di pedalaman desa kalimantan hiduplah seorang janda tua yang ditinggal mati oleh suaminya. Dia hanya hidup berdua dengan anak wanita kesayangannya yang bernama Darmi. Sejak ayahnya meninggal kehidupan mereka menjadi susah, tak ada satupun harta benda yang ditinggalkan oleh suaminya.
Ibunya terpaksa menjadi buruh tani di sawah milik orang lain demi mencukupi kehidupannya. Sementara itu putrinya yang cantik jelita itu hanya bermalas-malasan saja dan senangnya hanya berdandan saja didepan cermin menatapu wajahnya yang cantik itu. Setiap sore selalu hilir mudik di jalan kampung hanya untuk mempertontonkan kecantikannya itu kepada penduduk kampung.
Hingga suatu hari dalam percakapan mereka.
Ibu : Darmi ayo bantu ibu bekerja di sawah
Darmi : Hah, bekerja di sawah ? Yang benar saja bu. Tanganku yang lembut ini bisa rusak nantinya.
Ibu : Apakah kamu tidak kasihan melihat ibu ? Lagi pula kalau tidak bekerja di sawah, kita mau makan apa nak.
Darmi : Tidak mau, kalau kulitku kotor gimana ? Ibu saja sana yang bekerja di sawah.
Ibunya hanya bisa terdiam dan menangis dalam hati mendengar perkataan anaknya itu. Begitulah yang terjadi setiap hari, Darmi tak pernah memperdulikan ibunya yang bekerja di sawah mati-matian hanya demi mencukupi kehidupannya. Tapi setelah mendapatkan upah, yang terjadi adalah kepahitan untuk ibunya karena si Darmi mengambil semua upah jeri payah bekerja di sawah.
Pada suatu hari, Darmi kehabisan bedaknya dan menyuruh ibunya membeli ke pasar. Tapi ibunya menjawab “nak ibu tidak tahu bedak yang kamu pakai seperti apa dan ibu takut salah, alangkah baiknya kamu ikut juga ke pasar bareng sama ibu”. Lalu dijawab oleh Darmi “baik, kita pergi ke pasar tapi dengan syarat ibu berjalan di belakangku”. Ibunya hanya bisa terdiam dan menangis.
Saat perjalanan menuju pasar, Bertemulah Darmi dengan seorang pria tampan dan menyapanya “hai darmi, kamu cantik sekali hari ini, siapa ibu tua di belakangmu itu ?”. Darmi menjawab dengan lantangnya, “owh, itu pembantu rumahku”. Ibunya yang mendengar perkataan anaknya itu merasa sedih, menangis dan berdoa “ya tuhan ampunilah dosa anakku itu”.
Lalu tiba-tiba turunlah hujan badai yang disertai dengan petir yang sangat menggelegar. Tak pernah disangka, tiba-tiba keanehan terjadi pada diri Darmi. Awalnya dari kaki yang berbentuk menjadi batu lalu lama kelamaan seluruh tubuh darmi berubah menjadi batu. Darmi yang saat itu merasa bersalah kepada ibunya menangis dan meminta maaf kepada ibunya.
Namun takdir sudah terjadi, penyeselan tidak berguna lagi. Darmi sudah menjadi batu. Walaupun sudah begitu, ibunya dengan penuh kasih sayang memperhatikan anaknya. Kini batu itu masih ada hingga sekarang di tebing pedalaman kalimantan barat. Masyarakat menyebutnya sebagai Batu Menangis.
Pelajaran yang kita dapat dari Cerita Rakyat Batu Menangis adalah hormatilah orang tuamu, meskipun bagaimana bentuknya serta pekerjaannya tidak sepadan mereka tetaplah orang tuamu yang selalu menyayangimu.